Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Selamatkan Sebutir Nasi, Wujudkan Ketahanan Pangan Kita

Gambar
”Pertanian (agriculture) bukan hanya merupakan aktivitas ekonomi untuk menghasilkan pendapatan bagi petani saja. Lebih dari itu, pertanian/agrikultur adalah sebuah cara hidup (way of life atau livehood) bagi sebagian besar saudaraku”. Berikut catatanku. Bagaimana mewujudkan Ketahanan Pangan di Kota kita ini. Sebuah langkah sederhana yang bisa dimulai dari diri kita sendiri, keluarga, lingkungan dan daerah kita... Sederhana, ketahanan pangan saya maknai sebagai kondisi di mana saudaraku di kota ini sepanjang waktu memiliki akses, baik secara fisik maupun ekonomis, terhadap pangan yang cukup, aman dan bergizi. Makanya bagi saya konsep ketahanan pangan berada pada tingkat rumah tangga. Oleh karena ia berada pada lapisan paling bawah, kita semua pun bisa mengambil peran. Sebagai konsumen atau sebagai produsen. Tergantung dimana peran yang kita ambil dan lakoni. Sebagai mereka yang awam disebut petani sebagai “beliau”, membangun ketahanan pangan bisa mereka mulai dengan menetapkan instru

“Pembangunan Pertanian, Dijepit Kebutuhan, Diuji Tantangan”

Gambar
MENDORONG KETERSEDIAAN PANGAN YG CUKUP DI TENGAH MASIFNYA ALIH FUNGSI LAHAN Oleh : Mas Jaya, SP, M.Si, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palopo Kegiatan alih fungsi lahan pertanian saat ini merupakan sesuatu yang dilematis. Namun bisa kami maknai dengan dua sisi. Alih fungsi lahan sebagai sebuah kebutuhan, dan alih fungsi lahan sebagai sebuah tantangan atau bahkan persoalan. Menjadi sebuah kebutuhan ketika alih fungsi lahan pertanian itu dilakukan karena alasan yang manusiawi. Misalnya karena desakan faktor ekonomi, atau kebutuhan akan lahan hunian. Faktanya, pertambahan penduduk yang dari waktu ke waktu terus meningkat ditambah dengan angka harapan hidup yang terus membaik, memicu kebutuhan akan lahan pemukiman terus pula membengkak. Namun disisi lain kami maknai sebagai sebuah tantangan. Pasalnya jika alih fungsi lahan pertanian terus terjadi, dampaknya lambat laun pasti akan menggerus produksi pertanian terutama komoditas bahan pangan kita. Dan bukan k

Dispertanak Boyong Puluhan Peternak ke Pokphand

Gambar
Palopo-Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palopo memboyong sedikitnya 25 orang peternak ayam buras di Kota Palopo, ke PT Charoen Pokphand Makasar. Kegiatan dalam rangka studi banding ini ini untuk meningkatkan motivasi dan skil pengetahuan para peternakan ayam buras di Kota Palopo. Lokasi lain kunjungan kegiatan yang mendapat apresiasi oleh Walikota Palopo H.M.Judas Amir ini adalah di Sidrap. Tepatnya di lokasi milik kelompok Tani Ayam Buras "Nusantara". "Kita bawa mereka, sehingga peternak bisa langsung melihat. Tidak sekedar mendengar atau membaca dari media informasi. Dengan begitu sekembalinya nanti, mereka juga bisa mengakselarasi pengembangan ternak ayam buras di Kota Palopo"kata Kadis Pertanian dan Peternakan Kota Palopo Mas Jaya, SP, M,Si. Pengembangan ayam buras sendiri di Kota Palopo, kata mantan Camat Wara Timur ini, memang menjadi salah satu perhatian pihaknya. Selain karena potensi pengembangan yang cukup baik, permintaan baik daging maupun telur aya

Kadis Jaya : Ayo Makan Buah...!!!

Gambar
Palopo- Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palopo, Mas Jaya, SP, M.Si mengajak agar seluruh masyarakat Kota Palopo rajin dan rutin mengkonsumsi buah-buahan. "Buah itu menyehatkan, ayo sering-sering makan buah-buahan" katanya saat membuka display Hortikultura sekaligus Lomba Makan Buah dan Sayur tingkat Sekolah Dasar se-Kota Palopo, Sabtu (23/11). Mas Jay, sapaan akrab kadis pertanian ini menyebut mengkonsumsi buah-buahan secara rutin dalam jumlah tidak berlebihan dianjurkan para ahli kesehatan sejak dulu. Oleh karena itu mengkonsumsi buah-buahan sejak usia dini, sangatlah baik. “Adek-adek harus rajin makan buah, tidak perlu buah yang mahal, asal segar semuanya bisa menyehatkan” katanya mantan Camat Wara Timur ini dihadapan para siswa SD.Dinas Pertanian dan Peternakan sendiri kata dia, akan terus berupaya mengembangkan sejumlah komoditi buah-buahan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Dan ini akan menjadi catatannya ke depan dalam kegiatan-kegiatan selanjutnya. “Kami

Menggaransikan Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan dan Penganggaran

Gambar
Perencanaan dan penganggaran. Dua kata yang dalam birokrasi pemerintah, dulunya begitu keramat. Sampai-sampai hanya bisa diakses segelintir orang dalam birokrat. Di luar itu, jika ingin harus lewat “pintu belakang”. Namun seiring reformasi, “system keramat” itu pun luntur. Dan kini masyarakat pun kian cerdas. Tuntutan transparansi dan partisipasi dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan pun semakin menguat. Memang sejatinya, sebuah pembangunan yang baik dan bener diawali dengan system perencanaan yang SMART, partisipatif dan transparan. Kemudian proses penganggarannya pun akuntabel dan terbuka. Kemudian system perencanaan dan penganggarannya mengikat satu sama lain antara semua stakeholder yang terlibat. Bahkan pula mengatur pusnishment and reward. Dan semua mekanisme tersebut jelas tersurat dalam sebuah perda. Ideal…!!! Jikalau semangat itu yang dikedepankan, keberadaan perda tentang perencanaan dan penganggaran tentu akan menjadi sebuah kebutuhan. Tak lagi sekedar sebuah ke

Awas Rabies Masih Mengancam!

Gambar
Rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat. Penyebabnya virus rabies. Ini ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies. Terutama anjing, kucing dan kera. Bahkan sesuai informasi terakhir, rabies diduga bisa pula menyebar lewat tikus. Fenomena terakhir ini terindikasi lewat sebuah kasus yang terjadi di Bali. Dalam Jawapos 15 Januari 2010, diberitakan bahwa seorang warga Tabanan meninggal dengan status suspect rabies. Sekretaris Rabies Center (RC) RSUD Tabanan dr Gede Sudiartha membenarkan bahwa warga Tabanan bernama Koming meninggal dengan status suspect rabies. Menurutnya korban menunjukan gejala yang mirip dengan pasien yang terjangkit penyakit rabies. Misalnya takut air atau kena angin. Padahal dari pengakuan keluarganya, korban tak pernah digigit anjing sebelumnya. Sebelum meninggal, korban mengakui sempat digigit tikus, dua bulan sebelum ia dirawat. Menyusul beberapa kasus rabies lainnya, Bali akhirnya keluar dari salah satu provin

Anggaran PHM, Antara Investasi Ataukah Emergency?

Gambar
Jika pada tulisan sebelumnya saya lebih mengupas titik lemah mengakses anggaran bagi kegiatan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular (PHM) dari sudut Sumber Daya Manusia Perencana Anggaran, tulisan kali ini akan lebih banyak mengupas tentang mind set berpikir yang menentukan proporsi anggaran PHM dan Keswan. Dengan mengetahui mind set itu, saya berharap para perencana anggaran keswan juga mampu memberikan advokasi yang tepat bagi mereka. Ditambah perencanaan anggaran yang S.M.A.R.T. Sehingga proporsi anggaran keswan di tingkat SKPD nominalnya boleh dikata “sepantasnya dan selayaknya”. Berikut catatan saya... Persoalannya mengakses anggaran keswan memang tak “semudah” layaknya mengakses anggaran untuk “perjalanan dinas” atau “pemeliharaan mobil dinas”. Yang sudah rutin dilaksanakan dengan proporsi anggaran yang selalu “up to date” sesuai perkembangan harga spare part kendaraan atau semacamnya. Karena persoalan pada SDM perencana barulah “sepotong jalan panjang” agar PHM & Keswan me

“Point Blank” Keswan Dalam Perencanaan Anggaran

Gambar
*Oleh-oleh Dari Toraja Utara Apa yang saya tulis ini, tak hanya sebuah seremonial belaka dari sebuah Lokakarya dan Lokalatih Perencanaan Pengganggaran Keswan di Toraja Utara 6-7 Maret 2012 lalu. Sebab bagi saya apa yang menjadi subtansi pertemuan adalah jauh lebih besar dan penting untuk disampaikan daripada hanya mengulas soal 5W + 1 H dari sebuah pertemuan. Berikut ini adalah sepotong oleh-oleh saya dari Kota Palopo..... “Tujuh puluh persen penyakit baru, yang diidentifikasi para ahli kesehatan dunia berasal dari hewan”. Sontak pernyataan yang disampaikan kabid keswan dinas peternakan dan kesehatan hewan provinsi sulsel ini menghentak . Bagi penggiat keswan kondisi ini adalah hal baru. Bagi stake holder lain yang hadir dalam lokakarya & pelatihan perencanaan d an penganggaran kesehatan hewan , di Torut 5-9 maret 2012, kondisi ini menggiriskan. Tapi demikianlah faktanya. Suka atau tidak suka, itulah kondisi yang kini harus dihadapi masyarakat dunia. Ironis, fakta ini be

Anggaran Berbasis Kinerja Ataukah Kinerja Berbasis Anggaran?

Gambar
Oleh: Sahrial Pirham Dua pernyataan yang secara substansial berbeda ini, selalu terbersit di benak saya. Menggelayut bahkan selalu menggantung di pikiran. Saya sendiri bukanlah ahli perencanaan. Dan bukan pula seorang yang lihai mengatur anggaran. Bahkan untuk kantong sendiri. Namun dalam birokrasi pemerintah, dua pertanyaan ini mengganjalku. Realitas dan teori yang kupahami menghempasku pada sebuah ambiguitas.

Prioritaskan Bantuan Bagi yang Belum Pernah Dapat...!!!

Gambar
Pemerataan Bantuan -Wakil Walikota Palopo Akhmad Syarifuddin, SE, M.Si dan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palopo Mas Jaya, SP, M.Si saat penyerahan bantuan insentif sapi bunting belum lama ini. Palopo- Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palopo, Mas Jaya SP, M.Si menegaskan bantuan dalam bentuk apapun yang akan digelontorkan pihaknya ke depan, diprioritaskan bagi kelompok tani-ternak yang selama ini belum tersentuh. Penegasan ini ia sampaikan dalam rapat internal di Kantor Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palopo, Kamis (15/8).            Mantan Camat Wara Timur ini mengingatkan agar hal ini diperhatikan dengan baik oleh seluruh jajarannya. Sehingga pemerataan bantuan bisa dinikmati seluruh masyarakat petani-peternak. Penegasannya ini sejalan dengan apa yang disampaikan Wakil Walikota Palopo, Akhmad Syarifuddin sehari sebelumnnya saat penyerahan bantuan insentif sapi bunting di Lewadang. Meski demikian, Mas Jaya juga mengingatkan bahwa para calon penerima ba

Dibayangi Ancaman Pemotongan yang Terus Meroket

Gambar
Penyelamatan Betina Produktif Sapi Potong - Penyelamatan Sapi Betina Produktif dalam realisasi di Lapangan Kerap Dilematis dan Masih Terasa Sulit Dilakukan. Populasi Sapi Potong di Kota Palopo hingga September 2011 jumlahnya diperkirakan mencapai 1962 ekor. Ternak potong tersebut tersebar di empat puluh dua kelurahan yang ada. Populasi ini meningkat jika dibandingkan populasi tahun sebelumnya yang hanya mencapai 1500-an ekor. Jika hanya menyimak pada angka populasi, kondisi ini tentu menggembirakan. Namun disisi lain meski populasinya meningkat, perkembangan ini juga dibayangi ancaman pemotongan ternak yang datanya menunjukan peningkatan yang cukup signifikan dari waktu ke waktu. Baik pemotongan yang dilakukan di Rumah Potong Hewan maupun pemotongan secara perorangan. Terjadinya peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan tentu akan merubah pola konsumsi masyarakat ke arah meningkatnya konsumsi pangan hewani terutama daging sapi. Kondisi ini juga terjadi di Kota P

Sapi Bunting, Dibayar Cash Lima Ratus Ribu

Gambar
Palopo - Masyarakat peternak Kota Palopo kembali bisa menikmati Insentif Sapi Bunting sebesar Rp.500.000 per ekor. Syaratnya pun cukup mudah. Cukup membawa sapi buntingnya ke petugas teknis yang telah ditunjuk untuk diperiksa. Jika positif, peternak tersebut berhak menerima insentif sebesar 500 ribu per ekor sapi buntingnya. Namun sapi yang telah diberikan insentif tersebut tak bisa dijual sebelum partus atau melahirkan.             Di Kecamatan Wara Selatan, sebanyak tiga kelompok peternak mendapatkan bantuan ini. Satu kelompok lainnya berada di Kecamatan Telluwanua. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan peternak yang ada di wilayah lain di Kota Palopo menerima insentif ini. Itu bisa terjadi jika sapi bunting yang berada dalam kelompok penerima semuanya telah menerima insentif. Hal ini terungkap dalam sosialisasi sekaligus pemberian insentif sapi bunting di Bukit Lewadang, Rabu (14/8) yang dilakukan Wakil Walikota Palopo, Akhmad Syarifuddin yang dihadiri Kadis Pertanian dan Pe