Postingan

KPBU ; “Evolusi” Membangun Kota Lebih Cepat

Gambar
Bekas empang yang telah ditimbun itu, kini ditumbuhi semak dan ilalang. Luasnya hampir seukuran lapangan sepak bola. Sebuah papan kecil berukuran setengah kali satu meter, mengungkap identitas lokasi ini. Yupppsss... Lahan ini milik Pemerintah Kota Palopo. Lokasinya di Songka, Wara Selatan.  Akses masuk kendaraan, hanya sepelemparan batu dari Warung Bakso Fadhil. Kondisinya belum beraspal. Tapi sudah pengerasan. Panjangnya hampir dua kilometer. Lebarnya dua kali panjang sebuah bis bintang prima. Pembebasan lahan ini oleh Pemerintah Kota Palopo dilaksanakan 2015. Tujuannya untuk pembangunan terminal angkutan umum Tipe A. Tahun 2016, milyaran dana digelontorkan membangun akses jalan masuk. Sumbernya dari APBN. Kini dua tahun berselang, fisik bangunan belum jua terwujud. Membangun terminal berkelas A memang bukan perkara mudah. Simpul transportasi dan angkutan umum antar provinsi itu, masih butuh belasan atau bahkan puluhan milyar. Disisi lain keterbatasan anggaran, menyebabka

“Geliat Palopo yang Makin Cantik dan Aduhai...”

Gambar
Infrastruktur Kota Palopo “Denting piano kala jemari menari...nada merambat pelan...dst” sepotong lirik lagu dedengkot music Indonesia Iwan Fals, terdengar hangat menyambut, saat kami baru saja tiba di Kawasan Lalebbata, Kota Palopo. Kulirik Seiko 5 Automatic, yang masih betah menemani setelah 13 tahun menemani, tertulis “Saturday, 22.34 WITA”. Sepertinya “kehidupan” di salah satu sudut Kota Palopo ini, baru saja dimulai. Tak habis sebatang rokok, trotoar serta pedestrian jalan di Kawasan Lalebbata ini pun semakin padat dijejali pengunjung. Berbincang santai sambil menikmati genitnya lampu jalan, ditengah lalu lalang pengunjung lainnya, sungguh memberikan rasa yang hangat. Terbayang 8 tahun silam, ketika untuk pertama kali menginjakkan lagi langkah di kawasan ini, usai 17 tahun menetap di Timur Indonesia. Tak ada yang mau “nongki” di kawasan ini. “Nyaris tak ada kehidupan”, selepas sholat isya.               Yupssss....tahun 2009, kawasan ini hanyalah sepotong ruas jalan s

Selamatkan Sebutir Nasi, Wujudkan Ketahanan Pangan Kita

Gambar
”Pertanian (agriculture) bukan hanya merupakan aktivitas ekonomi untuk menghasilkan pendapatan bagi petani saja. Lebih dari itu, pertanian/agrikultur adalah sebuah cara hidup (way of life atau livehood) bagi sebagian besar saudaraku”. Berikut catatanku. Bagaimana mewujudkan Ketahanan Pangan di Kota kita ini. Sebuah langkah sederhana yang bisa dimulai dari diri kita sendiri, keluarga, lingkungan dan daerah kita... Sederhana, ketahanan pangan saya maknai sebagai kondisi di mana saudaraku di kota ini sepanjang waktu memiliki akses, baik secara fisik maupun ekonomis, terhadap pangan yang cukup, aman dan bergizi. Makanya bagi saya konsep ketahanan pangan berada pada tingkat rumah tangga. Oleh karena ia berada pada lapisan paling bawah, kita semua pun bisa mengambil peran. Sebagai konsumen atau sebagai produsen. Tergantung dimana peran yang kita ambil dan lakoni. Sebagai mereka yang awam disebut petani sebagai “beliau”, membangun ketahanan pangan bisa mereka mulai dengan menetapkan instru

“Pembangunan Pertanian, Dijepit Kebutuhan, Diuji Tantangan”

Gambar
MENDORONG KETERSEDIAAN PANGAN YG CUKUP DI TENGAH MASIFNYA ALIH FUNGSI LAHAN Oleh : Mas Jaya, SP, M.Si, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palopo Kegiatan alih fungsi lahan pertanian saat ini merupakan sesuatu yang dilematis. Namun bisa kami maknai dengan dua sisi. Alih fungsi lahan sebagai sebuah kebutuhan, dan alih fungsi lahan sebagai sebuah tantangan atau bahkan persoalan. Menjadi sebuah kebutuhan ketika alih fungsi lahan pertanian itu dilakukan karena alasan yang manusiawi. Misalnya karena desakan faktor ekonomi, atau kebutuhan akan lahan hunian. Faktanya, pertambahan penduduk yang dari waktu ke waktu terus meningkat ditambah dengan angka harapan hidup yang terus membaik, memicu kebutuhan akan lahan pemukiman terus pula membengkak. Namun disisi lain kami maknai sebagai sebuah tantangan. Pasalnya jika alih fungsi lahan pertanian terus terjadi, dampaknya lambat laun pasti akan menggerus produksi pertanian terutama komoditas bahan pangan kita. Dan bukan k

Dispertanak Boyong Puluhan Peternak ke Pokphand

Gambar
Palopo-Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palopo memboyong sedikitnya 25 orang peternak ayam buras di Kota Palopo, ke PT Charoen Pokphand Makasar. Kegiatan dalam rangka studi banding ini ini untuk meningkatkan motivasi dan skil pengetahuan para peternakan ayam buras di Kota Palopo. Lokasi lain kunjungan kegiatan yang mendapat apresiasi oleh Walikota Palopo H.M.Judas Amir ini adalah di Sidrap. Tepatnya di lokasi milik kelompok Tani Ayam Buras "Nusantara". "Kita bawa mereka, sehingga peternak bisa langsung melihat. Tidak sekedar mendengar atau membaca dari media informasi. Dengan begitu sekembalinya nanti, mereka juga bisa mengakselarasi pengembangan ternak ayam buras di Kota Palopo"kata Kadis Pertanian dan Peternakan Kota Palopo Mas Jaya, SP, M,Si. Pengembangan ayam buras sendiri di Kota Palopo, kata mantan Camat Wara Timur ini, memang menjadi salah satu perhatian pihaknya. Selain karena potensi pengembangan yang cukup baik, permintaan baik daging maupun telur aya

Kadis Jaya : Ayo Makan Buah...!!!

Gambar
Palopo- Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palopo, Mas Jaya, SP, M.Si mengajak agar seluruh masyarakat Kota Palopo rajin dan rutin mengkonsumsi buah-buahan. "Buah itu menyehatkan, ayo sering-sering makan buah-buahan" katanya saat membuka display Hortikultura sekaligus Lomba Makan Buah dan Sayur tingkat Sekolah Dasar se-Kota Palopo, Sabtu (23/11). Mas Jay, sapaan akrab kadis pertanian ini menyebut mengkonsumsi buah-buahan secara rutin dalam jumlah tidak berlebihan dianjurkan para ahli kesehatan sejak dulu. Oleh karena itu mengkonsumsi buah-buahan sejak usia dini, sangatlah baik. “Adek-adek harus rajin makan buah, tidak perlu buah yang mahal, asal segar semuanya bisa menyehatkan” katanya mantan Camat Wara Timur ini dihadapan para siswa SD.Dinas Pertanian dan Peternakan sendiri kata dia, akan terus berupaya mengembangkan sejumlah komoditi buah-buahan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Dan ini akan menjadi catatannya ke depan dalam kegiatan-kegiatan selanjutnya. “Kami

Menggaransikan Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan dan Penganggaran

Gambar
Perencanaan dan penganggaran. Dua kata yang dalam birokrasi pemerintah, dulunya begitu keramat. Sampai-sampai hanya bisa diakses segelintir orang dalam birokrat. Di luar itu, jika ingin harus lewat “pintu belakang”. Namun seiring reformasi, “system keramat” itu pun luntur. Dan kini masyarakat pun kian cerdas. Tuntutan transparansi dan partisipasi dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan pun semakin menguat. Memang sejatinya, sebuah pembangunan yang baik dan bener diawali dengan system perencanaan yang SMART, partisipatif dan transparan. Kemudian proses penganggarannya pun akuntabel dan terbuka. Kemudian system perencanaan dan penganggarannya mengikat satu sama lain antara semua stakeholder yang terlibat. Bahkan pula mengatur pusnishment and reward. Dan semua mekanisme tersebut jelas tersurat dalam sebuah perda. Ideal…!!! Jikalau semangat itu yang dikedepankan, keberadaan perda tentang perencanaan dan penganggaran tentu akan menjadi sebuah kebutuhan. Tak lagi sekedar sebuah ke