Sapi Bunting, Dibayar Cash Lima Ratus Ribu

Palopo - Masyarakat peternak Kota Palopo kembali bisa menikmati Insentif Sapi Bunting sebesar Rp.500.000 per ekor. Syaratnya pun cukup mudah. Cukup membawa sapi buntingnya ke petugas teknis yang telah ditunjuk untuk diperiksa. Jika positif, peternak tersebut berhak menerima insentif sebesar 500 ribu per ekor sapi buntingnya. Namun sapi yang telah diberikan insentif tersebut tak bisa dijual sebelum partus atau melahirkan. 
           Di Kecamatan Wara Selatan, sebanyak tiga kelompok peternak mendapatkan bantuan ini. Satu kelompok lainnya berada di Kecamatan Telluwanua. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan peternak yang ada di wilayah lain di Kota Palopo menerima insentif ini. Itu bisa terjadi jika sapi bunting yang berada dalam kelompok penerima semuanya telah menerima insentif. Hal ini terungkap dalam sosialisasi sekaligus pemberian insentif sapi bunting di Bukit Lewadang, Rabu (14/8) yang dilakukan Wakil Walikota Palopo, Akhmad Syarifuddin yang dihadiri Kadis Pertanian dan Peternakan Kota Palopo Mas Jaya dan sejumlah pejabat terkait lain serta peternak.
             Saat itu, Wakil Walikota menegaskan jika saat ini penerima insentif misalnya mencapai 600 ekor, tahun depan paling ia akan menunggu kelahiran anak sapi paling tidak setengah dari jumlah ini. Itu artinya akan ada penambahan populasi sapi Kota Palopo di tahun 2014. "Jika tidak, ini bisa kita pertanyakan?" tegas Wakil Walikota. Makanya ia mewanti-wanti agar pemberian bantuan yang berasal dari dana Bansos ini, dilakukan sesuai petunjuk teknis penggunaan dana. Jika tidak kata Wakil Walikota, "siap-siap saja..!!" katanya mengingatkan.
             Menariknya, Wakil Walikota 34 tahun ini, juga mengapresiasi sikap keterbukaan dan transparansi salah satu Ketua Kelompok Peternak yang menerima dana insentif ini. Saat mengaku bahwa kelompoknya akan menerima dana insentif kurang lebih 180 juta. Namun perkiraan sapi bunting di kelompoknya kurang lebih 50 ekor atau senilai 25 juta. Makanya dihadapan para peternak dan staf Dinas Pertanian dan Peternakan serta Kecamatan Wara Selatan ia mengaku juga akan membagikan dana insentif ini bagi peternak lain di sekitar wilayah kelompoknya. Meski bukan anggota kelompoknya dan itu dibenarkan juknis penggunaan dana insentif.   
             Untuk Tahun Anggaran 2013, Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palopo menerima dana Bansos Pemberian Insentif Sapi Bunting dengan nilai lumayan fantastis yakni sekitar 1, 2 Milyar. Kurang lebih 300 juta diantaranya telah diberikan beberapa bulan lalu dan sisanya 900 juta lebih baru akan direalsiasikan mulai Bulan Agustus Tahun 2013. 
         Sementara itu Kadis Pertanian dan Peternakan Kota Palopo Mas Jaya menegaskan program ini adalah salah satu peran pihaknya untuk membantu mewujudkan satu dari 23 program prioritas Walikota dan Wakil Walikota Palopo 2013-2018. "Ini salah satu langkah kami mewujudkan satu dari sejumlah visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota. Tapi kami juga akan mengambil peran untuk mewujudkan visi misi lainnya, yang terkait dengan Dinas kami yakni Pengembangan Ubi Adira" kata kadis yang sehari-harinya selalu low profile ini.  (myscr-1)
Insentif Sapi Bunting - Kadis Pertanian dan Peternakan   Kota Palopo, Mas Jaya, SP, M.Si saat melaporkan Program Insentif Sapi Bunting kepada Wakil Walikota Palopo, Ahmad Syarifuddin SE, M.Si, Rabu (14/8) 

                                        
              



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

“Pembangunan Pertanian, Dijepit Kebutuhan, Diuji Tantangan”

Gambar
MENDORONG KETERSEDIAAN PANGAN YG CUKUP DI TENGAH MASIFNYA ALIH FUNGSI LAHAN Oleh : Mas Jaya, SP, M.Si, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Palopo Kegiatan alih fungsi lahan pertanian saat ini merupakan sesuatu yang dilematis. Namun bisa kami maknai dengan dua sisi. Alih fungsi lahan sebagai sebuah kebutuhan, dan alih fungsi lahan sebagai sebuah tantangan atau bahkan persoalan. Menjadi sebuah kebutuhan ketika alih fungsi lahan pertanian itu dilakukan karena alasan yang manusiawi. Misalnya karena desakan faktor ekonomi, atau kebutuhan akan lahan hunian. Faktanya, pertambahan penduduk yang dari waktu ke waktu terus meningkat ditambah dengan angka harapan hidup yang terus membaik, memicu kebutuhan akan lahan pemukiman terus pula membengkak. Namun disisi lain kami maknai sebagai sebuah tantangan. Pasalnya jika alih fungsi lahan pertanian terus terjadi, dampaknya lambat laun pasti akan menggerus produksi pertanian terutama komoditas bahan pangan kita. Dan bukan k
Baca selengkapnya

“Geliat Palopo yang Makin Cantik dan Aduhai...”

Gambar
Infrastruktur Kota Palopo “Denting piano kala jemari menari...nada merambat pelan...dst” sepotong lirik lagu dedengkot music Indonesia Iwan Fals, terdengar hangat menyambut, saat kami baru saja tiba di Kawasan Lalebbata, Kota Palopo. Kulirik Seiko 5 Automatic, yang masih betah menemani setelah 13 tahun menemani, tertulis “Saturday, 22.34 WITA”. Sepertinya “kehidupan” di salah satu sudut Kota Palopo ini, baru saja dimulai. Tak habis sebatang rokok, trotoar serta pedestrian jalan di Kawasan Lalebbata ini pun semakin padat dijejali pengunjung. Berbincang santai sambil menikmati genitnya lampu jalan, ditengah lalu lalang pengunjung lainnya, sungguh memberikan rasa yang hangat. Terbayang 8 tahun silam, ketika untuk pertama kali menginjakkan lagi langkah di kawasan ini, usai 17 tahun menetap di Timur Indonesia. Tak ada yang mau “nongki” di kawasan ini. “Nyaris tak ada kehidupan”, selepas sholat isya.               Yupssss....tahun 2009, kawasan ini hanyalah sepotong ruas jalan s
Baca selengkapnya

Anggaran Berbasis Kinerja Ataukah Kinerja Berbasis Anggaran?

Gambar
Oleh: Sahrial Pirham Dua pernyataan yang secara substansial berbeda ini, selalu terbersit di benak saya. Menggelayut bahkan selalu menggantung di pikiran. Saya sendiri bukanlah ahli perencanaan. Dan bukan pula seorang yang lihai mengatur anggaran. Bahkan untuk kantong sendiri. Namun dalam birokrasi pemerintah, dua pertanyaan ini mengganjalku. Realitas dan teori yang kupahami menghempasku pada sebuah ambiguitas.
Baca selengkapnya